<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6522951\x26blogName\x3dJust+Blogging....:D\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://arifalien.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://arifalien.blogspot.com/\x26vt\x3d-3135023925062658764', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Monday, June 14, 2004

Cinta dan Waktu

Tersebutlah, di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.

Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.

"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang. Ia kian panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.

"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.

"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya lelaki tua tadi.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.

"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."

3 Komentar:

At 6:51 AM, Anonymous Anonymous berkata...

mungkin hanya waktu yang bisa mengungkap segalanya,tapi apa kita hanya menunggu sampai waktu itu tiba.kenapa usaha tidak datang dengan perahu yang dapat membawa cinta supaya tidak tenggelam.apakah cinta adalah sesuatu yang tanpa usaha dan hanya bergantung pada waktu.dimana pula pengorbanan cinta, yang selalu digembar gemborkan bahwa cinta penuh dengan pengorbanan.tidak bisakah cinta berjuang dengan kekuatan yang dimilikinya, tanpa harus menunggu waktu itu tiba.

 
At 6:53 AM, Anonymous Anonymous berkata...

mungkin hanya waktu yang bisa mengungkap segalanya,tapi apa kita hanya menunggu sampai waktu itu tiba.kenapa usaha tidak datang dengan perahu yang dapat membawa cinta supaya tidak tenggelam.apakah cinta adalah sesuatu yang tanpa usaha dan hanya bergantung pada waktu.dimana pula pengorbanan cinta, yang selalu digembar gemborkan bahwa cinta penuh dengan pengorbanan.tidak bisakah cinta berjuang dengan kekuatan yang dimilikinya, tanpa harus menunggu waktu itu tiba.

 
At 7:33 PM, Anonymous Anonymous berkata...

well apapun yang terjadi itulah hidup wakakaakkaak ancur deh klo gwe yang ngisi selamet deh puisi elo bagus eh prosa deng kekkeekekekekk

 

Post a Comment

<< Home